“Why must Love From Physic” Just Give Me A Reason
Hari ini hari pertama masuk sekolah.Bagi siswa
siswi SMP hari ini adalah lembaran baru memulai putih abu-abu.Hal itu pula yang
dirasakan oleh Aurora gadis belia yang baru memasuki SMA.Rora mulai memasuki gerbang
sekolah.Langkahnya yang pelan diiringi
cahaya surya yang sangat cerah.Ia merasa sedikit canggung dengan keadaan ini.
“Sepi Bangettt!!! Bukannya hari ini sudah
masuk...Ahhhh,seandainya punya temen dari SMP pasti guew gak bakal NGENESSSS
kayak gini.” Keluh Rora.
Maklum,Rora hanya sendiri di SMA itu.Tidak ada
teman,hanya 4 orang kakak kelas yang ia tahu.Di Pojok sana terlihat ada tukang
kebun yang sedang menyirami tanaman.Tanpa ragu,Rora pun menghampiri.
“Ada apa ya dek?” Tanya tukang kebun yang seharusnya
ditanya terlebih dahulu oleh Rora.
“Loh kok dia yang tanya,perasaan harusnya guew deh
yang tanya.”Batin Rora.
“Ada apa ya dek?” Tanya tukang kebun untuk yang
kedua kalinya.Kali ini dngan nada agak kesal.
“OOO....enggak ada apa-apa.Kok masih sepi ya
pak,bukannya hari ini sudah masuk back to
school harusnya?
“Memang sudah masuk,tapi kamu gak tau apa ini masih
jam berapa?
“Jam ni” Sambil menunjukkan jam tangan LED warna
hitam bertuliskan #93 yang melingkari tangan kanannya.Pada jam itu tertera angka
06.30 a.m.
“Error jam kamu dek,,ini lho masih jam 06.00 gimana
sih jam bagus bagus kok nggak bermutu,mending gak usah pake jam saja.” Ejek
tukang kebun sambil meninggalkan Rora sendiri.
Rora pun berjalan menuju kelas kelas dengan hati
yang dongkol.
“Terserah lah mau jam 6 ato jam 5 ato jam berapapun
aku nggak perduli...Enak aja ejek ejek,nggak tau apa ini jam belinya di Jerman di toko deket rumahnya Thomas Muller.Huh” Ucapan ketus
telah terucap.
Ia pun berjalan menuju papan pengumuman untuk
melihat di kelas apa ia berada.Ternyata eh Ternyata nama “AURORA TARAFEY
ANDREAVEYA” ada di kelas X MIA-1.
Ia pun berjalan menuju kelas barunya sesuai dengan
denah yang telah terpajang di dalam otaknya.Ia pun duduk di bangku paling
depan,tepat di depan meja guru.Detik demi detik,Menit demi menit,ia berharap
ada yang datang setidaknya sebagai teman bicara meskipun itu orang asing. Tiba
tiba suara langkah kaki terdengar .Tak berselang lama masuklah seorang cowok
tampan tanpa salam tanpa ketukan langsung menuju sebuah bangku.
“Eh rupanya udah ada yang datang,rajin sekali!”
Mata Rora terus saja memandang wajah cowok itu
sampai akhirnya dering telepon genggam mengakhirinya. “ah sialll!!! Ganggu
aja!”
“Ha???? Ganggu,jadi aku mengganggumu?” Tanya cowok
itu.
“Oh enggak.Kamu ngapain kesini,ini kelas kamu
juga?”
“iya,tapi tahun lalu sekarang aku sudah kelas XI
MIA-1.Aku kesini hanya ingin mengambil catatan yang tertinggal di mantan bangku
temenku.”
“Lalu bangku kamu dulu yang mana kakak? “.Kali ini Rora memanggil dengan sebutan kakak.
“Lalu bangku kamu dulu yang mana kakak? “.Kali ini Rora memanggil dengan sebutan kakak.
“Yang kau tempati”.Setelah itu cowok itu langsung
pergi keluar kelas sembari membawa catatan yang telah ia ambil.
“OMG Ganteng,Imut,Manis,Unyu,Putih,Berkilau,KECE
apalagi ya semuanya lah benar benar “PERFECT” .Batin Rora menggelora.Ia tidak
pernah menyangka bakalan ketemu sama cowok seperti dia..apalagi setelah tau
kalau bangku yang ia tempati adalah bekas cowok itu.
“Iya...bodohh guew kan belum tau siapa
namanya...kenapa tadi nggak tanya?”
Keesokan Harinya....
Rora berangkat agak siang. Cahaya mentari pagi
sangat silau sehingga berkali-kali dia harus menggunakan telapak tangannya
untuk melindungi indra penglihatannya.
Ia pun sampai ke sekolah dengan mata yang masih
kriyip kriyip sipit layaknya orang baru bangun tidur.Dilihatnya beberapa anak
cewek lagi membentuk lingkaran duduk bersimpuh rapi seakan akan mau mengadakan
diskusi penting ,padahal nyatanya mereka sedang ngrumpi.
Rora pun tidak lagi perduli dengan mereka,entah apa
yang mereka obrolin yang jelas ‘This is not of my bussiness’. Begitulah
kiranya kata-kata orang Cermat.Ketika itu lewatlah dua orang cewek yang sedang
membicarakan sesuatu dengan sepuluh riusnya.
“Itu cowok anak Fisika ya...?”Tanya cewek satunya.
“Iya,aku nggak tau kalo ternyata tu cowok selain
ganteng juga pintar”.Sahut satunya.
Belum selesai percakapan itu,Rora langsung saja
tancap gas berlari sekuat tenaga menuju ke kelas.Dia tidak memperhatikan lantai yang akan dia libas baru saja mandi
memakai So Klin Lantae sekali usap.Tanpa
ada aba-aba langsung saja sreetttt.....anehnya tidak bruokkk!!! Ternyata ada
seorang cowok yang dengan sigap menangkap Rora dengan kedua tangannya sehingga
dengan empuknya Rora jatuh tepat di pelukan sang cowok.
Jika dipikir-pikir si cowok itu seperti sudah benar
benar menghitung “berapa waktu yang saya perlukan,berapa kecepatan minimal
saya,bagaimana posisi saya yang tepat dan bla bla bla layaknya seorang
fisikawan super yang berasal dari planet X.
Rora hanya bisa melongo seperti sapi ompong atas hal yang baru saja dia alami.Ia pun
berusaha melepaskan diri sang cowok yang menolongnya.
Sepersepuluh detik kemudian..bel berbunyi teet
...teet....teet..pertanda memasuki jam
pertama.Ketika Rora membalikkan badan,cowok itu sudah lenyap dari
pandangan,yang terlihat hanyalah tas nya berwarna hitam dan ada tulisan MM 93 di atas gambar Semut Merah .
Ia terus saja penasaran kemana cowok itu pergi
hingga terlihat serombongan Guru sedang berjalan bersiap untuk mengajar di
kelas masing masing.Rora segera berlari menuju kelasnya.Ia duduk dengan napas
terengah engah seperti habis dikejar Perompak Kapal.
“Kenapa lo terengah engah?”Tanya teman sebangku
Rora.
Rora hanya menggelengkan kepalanya saja pertanda
tidak ada apa apa.
“Sowak lo!”Batin teman Rora.
Lima belas menit kemudian datanglah dua anak OSIS
yang membawa lembaran kertas berisi tulisan..entah tulisan apa yang ada di
lembaran itu.
Selamat
Pagi!|!|! Pagi kak!!| Begitulah
kiranya .
Kakak OSIS menjelaskan tujuan kedatangan
mereka.Setelah semua paham OSIS membagikan lembaran itu yang ternyata berisi
kegiatan Extra Kurikuler kepada
masing-masing anak.
Rora teringat dengan kata-kata dua cewek yang
ngrumpi tentang Cowok Fisika.
Ia pun terobsesi dengan Fisika walaupun sebenarnya
dia tidak pandai Fisika.
Setelah beberapa menit,kakak OSIS pun menarik
kertasnya kembali.Tanpa dugaan tanpa sebab,salah seorang dari mereka membaca
apa ekstra yang diikuti Rora.
“AURORA TARAFEY ANDREAVEYA” wahhh Fisika
dek.Hebatttt!!! Gak semua orang berani ngadepin Fisika dek. *mendah
“What...mampusss guew guew kan gak bisa
Fisika,gimana nich?” Keluh Rora di lubuk hati yang terdalam,sedalam samudra.
Rora terhenyak.Dia berusaha menghibur dan
memotivasi dirinya sendiri.
‘Keep
Calm..Impossible is Nothing’ So Don’t Give Up!!! Ganbatte.
2 hari kemudian....
“Pengumuman
kepada siswa siswi kelas Sepuluh yang mengikuti Extra Olimpiade Fisika harap
setelah pulang sekolah segera menuju ke Lab.Fisika.
Terimakasih
atas perhatiannya.”
Suara itu jelas memecah konsentrasi Rora yang sedang
asyiknya Twitteran selagi jam kosong.
@ezerkhoirya1728 followed you itulah yang tertera di Notification paling atas
akun twitter Rora.Tetapi gara gara pengumuman tadi membuat Rora tidak lagi
bernafsu nge-follback @ezerkhoirya1728 :D
“Siallll!!!! Gimana nich?Tadi malem gak belajar Fisika..,,”Keluh kesah kembali
bergema dalam jiwa.
Tak terasa bel pulang pun berbunyi.Itu pertanda
bahwa Rora dkk harus segera menuju Lab.Fisika.Tanpa disadari langkah kaki Rora
sudah terhenti di depan Lab.Fisika.Di saat yang sama ia melihat seorang cowok
yang memakai tas bertuliskan MM 93 di
atas Semut Merah.Ia pun teringat kejadian 2 hari yang lalu di saat terpeleset yang tidak jadi.
“Hey kamu”...sambil menunjuk cowok itu.
“Aku?” Berjalan mendekati Rora.
“Iya kamu..” Kamu yang nolongin aku waktu itu kan?Upsss
maksud aku kakak.”
“Owh kamu yang hampir terpeleset?”
“Iya...makasih ya kak.”
“Itu sih hal biasa gak usah berterimakasih,gak ada
gunanya tau”.Melengos dan langsung aja cekidot masuk ke Lab.Fisika yang baru
saja dibuka oleh Pak Satpam.
“Hey...songong bangett jadi orang,udah untung guew
mau bilang terimakasih,coba aja kalo enggak.Lagian anak siapa sih lu.” Ucap
Rora sendirian gak karuan dikirain orang
yang kurang.
Ia pun masuk ke Lab.Fisika sambil membawa wajah
nyengir karena dia yang terakhir masuk dan harus duduk di bangku paling pojok
sendiri.
Sungguh hal yang tak terduga..ternyata cowok itu
adalah ketua dari Extra Olimpiade Fisika.
“Halo semua..perkenalkan aku “MARC MARQUEZ
ALENTA”.Kalian bisa panggil aku Marc.Aku adalah ketua dari Extra ini...So
kalian harus nurut dan hormat sama aku.kalian paham??” Ucap Marc sambil berdiri
dengan gagahnya laksana Pangeran Gatotkacha yang tersenyum joker. Semua
serentak menjawab “Paham”.
“Dan saya “DANIEL PEDROSA RAMAL”.Kalian bisa panggil aku Dani.Aku
adalah wakilnya Marc.”Kata Dani dengan senyum tipis khas nya.
“OMG!!!! Jadi cowok yang kemaren itu Dani
namanya...oh Kaq Dani!!!
Tapi kenapa gak kakaq aja yang jadi ketua dari pada
orang paling songong sedunia bahkan dua dunia Kaq Marc .hih males bangett
panggil kaq. Batin Rora sekaligus ungkapan rasa gembiranya telah mengetahui
nama Dani.
Setelah selesai,Rora tidak langsung pulang.Ia malah
menghampiri Dani yang duduk jauh di depan bersama Ketua Extra, Marc.
“Hai kaq Dani”.Sapa Rora dengan sangat ramah.
“Hai juga ..”.balas Dani.
Marc memandang mereka berdua dengan sinis...”sok
akrab.”Ujar hati Marc.
Marc pun langsung meninggalkan mereka berdua tanpa
sebab musabab yang jelas.
“Kemana tu orang?” Main Pergi aja. Mingkin dia iri
sama kakaq,soalnya kakaq aku sapa,sedang dia tidak.”
“Ya enggaklah,dia emang gak suka kalo ada yang
mengganggu dia,apalagi di saat dia ngerjain sesuatu pasti langsung aja kabur
tanpa sebab yang jelas.”
“Itu berarti....aku ganggu dong!:Ya ampun manja
bener tu orang,kenapa yang jadi ketua gak kakaq
aja,bukan orang seperti dia...idihhh double what what tripple iyuh iyuh
iyuh.”
“Hus..jangan ngomong gitu...bagaimanapun yang
pantas jadi ketua hanya Marc bukan aku.Aku jadi wakil sudah cukup.”
“Kakaq emang sempurna..semuanya oke! Nggak seperti
pak Ketua(menyindir Marc),tampang doang yang oke,kelakuan minus.Oh iya kaq,aku
boleh minta no.hp kakaq kan sama sosmed entar kalo aku tanya sesuatu kakaq
harus jawab ya..”
“Ok!! “Sambil nulis di selembar kertas sisa
hitungan. Ini...”
Rora menerima kertas dari Dani,tak lupa ia
mengucapkan terimakasih dan pamit untuk pulang...jauh di dalam hati sebenarnya
Rora tidak ingin meninggalkan seorang Dani yang telah membuat hatinya luluh
bagai luluhan kayu yang tercabik cabik kapak tukang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar