Kamis, 02 Oktober 2014

Fun Fiction


“Why must Love From Physic” Just Give Me A Reason

Hari ini hari pertama masuk sekolah.Bagi siswa siswi SMP hari ini adalah lembaran baru memulai putih abu-abu.Hal itu pula yang dirasakan oleh Aurora gadis belia yang baru memasuki SMA.Rora mulai memasuki gerbang sekolah.Langkahnya  yang pelan diiringi cahaya surya yang sangat cerah.Ia merasa sedikit canggung dengan keadaan ini.




“Sepi Bangettt!!! Bukannya hari ini sudah masuk...Ahhhh,seandainya punya temen dari SMP pasti guew gak bakal NGENESSSS kayak gini.” Keluh Rora.
Maklum,Rora hanya sendiri di SMA itu.Tidak ada teman,hanya 4 orang kakak kelas yang ia tahu.Di Pojok sana terlihat ada tukang kebun yang sedang menyirami tanaman.Tanpa ragu,Rora pun menghampiri.

“Ada apa ya dek?” Tanya tukang kebun yang seharusnya ditanya terlebih dahulu oleh Rora.
“Loh kok dia yang tanya,perasaan harusnya guew deh yang tanya.”Batin Rora.
“Ada apa ya dek?” Tanya tukang kebun untuk yang kedua kalinya.Kali ini dngan nada agak kesal.
“OOO....enggak ada apa-apa.Kok masih sepi ya pak,bukannya hari ini sudah masuk back to school  harusnya?
“Memang sudah masuk,tapi kamu gak tau apa ini masih jam berapa?
“Jam ni” Sambil menunjukkan jam tangan LED warna hitam bertuliskan #93 yang melingkari tangan kanannya.Pada jam itu tertera angka 06.30 a.m.
“Error jam kamu dek,,ini lho masih jam 06.00 gimana sih jam bagus bagus kok nggak bermutu,mending gak usah pake jam saja.” Ejek tukang kebun sambil meninggalkan Rora sendiri.
Rora pun berjalan menuju kelas kelas dengan hati yang dongkol.
“Terserah lah mau jam 6 ato jam 5 ato jam berapapun aku nggak perduli...Enak aja ejek ejek,nggak tau apa ini jam belinya di  Jerman di toko deket  rumahnya Thomas Muller.Huh” Ucapan ketus telah terucap.

Ia pun berjalan menuju papan pengumuman untuk melihat di kelas apa ia berada.Ternyata eh Ternyata nama “AURORA TARAFEY ANDREAVEYA” ada di kelas X MIA-1.
Ia pun berjalan menuju kelas barunya sesuai dengan denah yang telah terpajang di dalam otaknya.Ia pun duduk di bangku paling depan,tepat di depan meja guru.Detik demi detik,Menit demi menit,ia berharap ada yang datang setidaknya sebagai teman bicara meskipun itu orang asing. Tiba tiba suara langkah kaki terdengar .Tak berselang lama masuklah seorang cowok tampan tanpa salam tanpa ketukan langsung menuju sebuah bangku.

“Eh rupanya udah ada yang datang,rajin sekali!”
Mata Rora terus saja memandang wajah cowok itu sampai akhirnya dering telepon genggam mengakhirinya. “ah sialll!!! Ganggu aja!”
“Ha???? Ganggu,jadi aku mengganggumu?” Tanya cowok itu.
“Oh enggak.Kamu ngapain kesini,ini kelas kamu juga?”
“iya,tapi tahun lalu sekarang aku sudah kelas XI MIA-1.Aku kesini hanya ingin mengambil catatan yang tertinggal di mantan bangku temenku.”
“Lalu bangku kamu dulu yang mana kakak? “.Kali ini Rora memanggil dengan sebutan kakak.
“Yang kau tempati”.Setelah itu cowok itu langsung pergi keluar kelas sembari membawa catatan yang telah ia ambil.
“OMG Ganteng,Imut,Manis,Unyu,Putih,Berkilau,KECE apalagi ya semuanya lah benar benar “PERFECT” .Batin Rora menggelora.Ia tidak pernah menyangka bakalan ketemu sama cowok seperti dia..apalagi setelah tau kalau bangku yang ia tempati adalah bekas cowok itu.
“Iya...bodohh guew kan belum tau siapa namanya...kenapa tadi nggak tanya?”
Keesokan Harinya....
Rora berangkat agak siang. Cahaya mentari pagi sangat silau sehingga berkali-kali dia harus menggunakan telapak tangannya untuk melindungi indra penglihatannya.
Ia pun sampai ke sekolah dengan mata yang masih kriyip kriyip sipit layaknya orang baru bangun tidur.Dilihatnya beberapa anak cewek lagi membentuk lingkaran duduk bersimpuh rapi seakan akan mau mengadakan diskusi penting ,padahal nyatanya mereka sedang ngrumpi.

Rora pun tidak lagi perduli dengan mereka,entah apa yang mereka obrolin yang  jelas ‘This is not of my bussiness’. Begitulah kiranya kata-kata orang Cermat.Ketika itu lewatlah dua orang cewek yang sedang membicarakan sesuatu dengan sepuluh riusnya.
“Itu cowok anak Fisika ya...?”Tanya cewek satunya.
“Iya,aku nggak tau kalo ternyata tu cowok selain ganteng  juga pintar”.Sahut satunya.
Belum selesai percakapan itu,Rora langsung saja tancap gas berlari sekuat tenaga menuju ke kelas.Dia tidak memperhatikan  lantai yang akan dia libas baru saja mandi memakai So Klin Lantae  sekali usap.Tanpa ada aba-aba langsung saja sreetttt.....anehnya tidak bruokkk!!! Ternyata ada seorang cowok yang dengan sigap menangkap Rora dengan kedua tangannya sehingga dengan empuknya Rora jatuh tepat di pelukan sang cowok.

Jika dipikir-pikir si cowok itu seperti sudah benar benar menghitung “berapa waktu yang saya perlukan,berapa kecepatan minimal saya,bagaimana posisi saya yang tepat dan bla bla bla layaknya seorang fisikawan super yang berasal dari planet X.

Rora hanya bisa melongo seperti sapi ompong  atas hal yang baru saja dia alami.Ia pun berusaha melepaskan diri sang cowok yang menolongnya.
Sepersepuluh detik kemudian..bel berbunyi teet ...teet....teet..pertanda memasuki  jam pertama.Ketika Rora membalikkan badan,cowok itu sudah lenyap dari pandangan,yang terlihat hanyalah tas nya berwarna hitam dan ada tulisan MM  93 di atas gambar Semut Merah .
Ia terus saja penasaran kemana cowok itu pergi hingga terlihat serombongan Guru sedang berjalan bersiap untuk mengajar di kelas masing masing.Rora segera berlari menuju kelasnya.Ia duduk dengan napas terengah engah seperti habis dikejar Perompak Kapal.

“Kenapa lo terengah engah?”Tanya teman sebangku Rora.
Rora hanya menggelengkan kepalanya saja pertanda tidak ada apa apa.
“Sowak lo!”Batin teman Rora.
Lima belas menit kemudian datanglah dua anak OSIS yang membawa lembaran kertas berisi tulisan..entah tulisan apa yang ada di lembaran itu.

Selamat Pagi!|!|! Pagi kak!!| Begitulah kiranya .

Kakak OSIS menjelaskan tujuan kedatangan mereka.Setelah semua paham OSIS membagikan lembaran itu yang ternyata berisi kegiatan Extra Kurikuler  kepada masing-masing anak.
Rora teringat dengan kata-kata dua cewek yang ngrumpi tentang Cowok Fisika.
Ia pun terobsesi dengan Fisika walaupun sebenarnya dia tidak pandai Fisika.

Setelah beberapa menit,kakak OSIS pun menarik kertasnya kembali.Tanpa dugaan tanpa sebab,salah seorang dari mereka membaca apa ekstra yang diikuti Rora.

“AURORA TARAFEY ANDREAVEYA” wahhh Fisika dek.Hebatttt!!! Gak semua orang berani ngadepin Fisika dek.  *mendah
“What...mampusss guew guew kan gak bisa Fisika,gimana nich?” Keluh Rora di lubuk hati yang terdalam,sedalam samudra.
Rora terhenyak.Dia berusaha menghibur dan memotivasi dirinya sendiri.

‘Keep Calm..Impossible is Nothing’ So Don’t Give Up!!! Ganbatte.



2 hari kemudian....

“Pengumuman kepada siswa siswi kelas Sepuluh yang mengikuti Extra Olimpiade Fisika harap setelah pulang sekolah segera menuju ke Lab.Fisika.
Terimakasih atas perhatiannya.”

 Suara  itu jelas memecah konsentrasi Rora yang sedang asyiknya Twitteran selagi jam kosong.
@ezerkhoirya1728 followed you itulah yang tertera di Notification paling atas akun twitter Rora.Tetapi gara gara pengumuman tadi membuat Rora tidak lagi bernafsu nge-follback @ezerkhoirya1728 :D
“Siallll!!!! Gimana nich?Tadi malem  gak belajar Fisika..,,”Keluh kesah kembali bergema dalam jiwa.

Tak terasa bel pulang pun berbunyi.Itu pertanda bahwa Rora dkk harus segera menuju Lab.Fisika.Tanpa disadari langkah kaki Rora sudah terhenti di depan Lab.Fisika.Di saat yang sama ia melihat seorang cowok yang memakai tas bertuliskan MM 93 di atas Semut Merah.Ia pun teringat kejadian 2 hari yang lalu di saat  terpeleset yang tidak jadi.

“Hey kamu”...sambil menunjuk cowok itu.
“Aku?” Berjalan mendekati Rora.
“Iya kamu..” Kamu yang nolongin aku waktu itu kan?Upsss maksud aku kakak.”
“Owh kamu yang hampir terpeleset?”
“Iya...makasih ya kak.”
“Itu sih hal biasa gak usah berterimakasih,gak ada gunanya tau”.Melengos dan langsung aja cekidot masuk ke Lab.Fisika yang baru saja dibuka oleh Pak Satpam.

“Hey...songong bangett jadi orang,udah untung guew mau bilang terimakasih,coba aja kalo enggak.Lagian anak siapa sih lu.” Ucap Rora sendirian gak karuan dikirain orang  yang kurang.
Ia pun masuk ke Lab.Fisika sambil membawa wajah nyengir karena dia yang terakhir masuk dan harus duduk di bangku paling pojok sendiri.
Sungguh hal yang tak terduga..ternyata cowok itu adalah ketua dari Extra Olimpiade Fisika.

“Halo semua..perkenalkan aku “MARC MARQUEZ ALENTA”.Kalian bisa panggil aku Marc.Aku adalah ketua dari Extra ini...So kalian harus nurut dan hormat sama aku.kalian paham??” Ucap Marc sambil berdiri dengan gagahnya laksana Pangeran Gatotkacha yang tersenyum joker. Semua serentak menjawab “Paham”.
“Dan saya “DANIEL PEDROSA  RAMAL”.Kalian bisa panggil aku Dani.Aku adalah wakilnya Marc.”Kata Dani dengan senyum tipis khas nya.

“OMG!!!! Jadi cowok yang kemaren itu Dani namanya...oh Kaq Dani!!!
Tapi kenapa gak kakaq aja yang jadi ketua dari pada orang paling songong sedunia bahkan dua dunia Kaq Marc .hih males bangett panggil kaq. Batin Rora sekaligus ungkapan rasa gembiranya telah mengetahui nama Dani.

Setelah selesai,Rora tidak langsung pulang.Ia malah menghampiri Dani yang duduk jauh di depan bersama Ketua Extra, Marc.
“Hai kaq Dani”.Sapa Rora dengan sangat ramah.
“Hai juga ..”.balas Dani.
Marc memandang mereka berdua dengan sinis...”sok akrab.”Ujar hati Marc.
Marc pun langsung meninggalkan mereka berdua tanpa sebab musabab yang jelas.

“Kemana tu orang?” Main Pergi aja. Mingkin dia iri sama kakaq,soalnya kakaq aku sapa,sedang dia tidak.”
“Ya enggaklah,dia emang gak suka kalo ada yang mengganggu dia,apalagi di saat dia ngerjain sesuatu pasti langsung aja kabur tanpa sebab yang jelas.”
“Itu berarti....aku ganggu dong!:Ya ampun manja bener tu orang,kenapa yang jadi ketua gak kakaq  aja,bukan orang seperti dia...idihhh double what what tripple iyuh iyuh iyuh.”
“Hus..jangan ngomong gitu...bagaimanapun yang pantas jadi ketua hanya Marc bukan aku.Aku jadi wakil sudah cukup.”
“Kakaq emang sempurna..semuanya oke! Nggak seperti pak Ketua(menyindir Marc),tampang doang yang oke,kelakuan minus.Oh iya kaq,aku boleh minta no.hp kakaq kan sama sosmed entar kalo aku tanya sesuatu kakaq harus jawab ya..”
“Ok!! “Sambil nulis di selembar kertas sisa hitungan. Ini...”
Rora menerima kertas dari Dani,tak lupa ia mengucapkan terimakasih dan pamit untuk pulang...jauh di dalam hati sebenarnya Rora tidak ingin meninggalkan seorang Dani yang telah membuat hatinya luluh bagai luluhan kayu yang tercabik cabik kapak tukang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar